Sabtu, 12 November 2011

Kisah Nabi Muhammad S.A.W Menjelang Wafat[NO-SARA]

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an.
Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala nitu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.
Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya."Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa'alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.



Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10518191

21 Fakta Mengharukan Tentang Indonesia di Dunia Internasional

Ternyata Indonesia mempunyai reputasi yang bagus di dunia internasional gan...jangan kita lihat sisi buruknya saja,lihat juga sisi baiknya..cekidot dibawah ini tentang prestasi Indonesia


1. PT.PAL sukses membuat salah satu kapal terbaik di dunia “Star 50″ berbobot 50,000 ton. Salah satu Negara yang memesan kapal ini adalah Singapura.

2. Di singapura gamelan jadi mata pelajaran wajib di sekolah dasar pada hampir sebagian wilayahnya.

3. Pabrik/manufaktur Mattel (boneka Barbie USA) hanya ada dua di dunia. Pabrik pertama berada di China dan lainnya di Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.

4. Brand internasional yang amat prestisius, Gucci, menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.

5. Mobil terpopuler di Uni Emirat Arab adalah Toyota Kijang Innova yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia.

6. Bunga nasional Korea Utara yang amat popular Kimilsungia berasal dari Indonesia dan diberi nama oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

7. Tahukah Anda, airbridge –tangga belalai menuju pintu pesawat yang ngetrend di bandara-bandara dunia kali pertama dibuat oleh PT Bukaka, Indonesia

8. Pejuang HAM legendaris dan bapak pembebasan Negara Afrika Selatan Nelson Mandela, setelah berhasil menghapus Apartheid di negerinya, mengakui bahwa perjuangannya itu diinspirasikan oleh perjuangan Syekh Yusuf dari Makassar.

9. Tahun 2002, dalam Special Edition TIME magazine on Asian Heroes, penyanyi Iwan Fals menjadi cover fullpage. Begitu juga dengan Aa Gym di tahun 2006 (The Holy Quran)

10. Mobil prestisius, Mercedes Benz, menggunakan knalpot buatan Indonesia, yang pengerjaannya sepenuhnya dilakukan di Purbalingga, Jawa Tengah.

11. Presiden RI ke-3, BJ Habibie adalah pemegang 46 paten di bidang aeronautika dunia.

12. David Foster mengaku, lagu ciptaanya `To Love You More’ yang dibawakan Celine Dion terinspirasi dari musik Keroncong yang berasal dari Indonesia

13. Menara Kuala Lumpur ternyata di dirancang oleh putra Indonesia, Ir.Achmad Murdijat alumni ITB

14. Indofood merupakan produsen mie instan terbesar di dunia

15. Tas Bagteria made in Indonesia telah dijajakan di berbagai etalase di mall-mall kelas atas di 32 negara di seluruh penjuru dunia. Public figure dunia yang mengenakan produk ini antara lain Paris Hilton, Zara Phillips, Emma Thomson, dan Audrey Tatou.

16. Tiga jenis kopi andalan Starbucks di Seattle, AS, adalah: Sumatera, Java Mocha dan Toraja Coffee. Ketiga jenis kopi ini dipajang di etalase paling depan.

17. Koin Ringgit Malaysia dan passport Malaysia adalah produksi PT PERURI

18. Seragam serdadu NATO diproduksi oleh PT Sritex, Solo, Jawa Tengah

19. Kacang dua kelinci (PT Dua Kelinci), menjadi sponsor Real Madrid.

20. Motor GP, Produsen Honda menggunakan jargon “One Heart” (Honda Indonesia) yang terpasang di motor balapnya, Yamaha juga membubuhi jargon “Semakin di Depan” di baju balapnya. Walaupun motor jepang tapi Semua produksinya dilakukan di indonesia..

21. Stadion Gelora Bung Karno merupakan stadion terbesar ke-2 di Asia


sumber:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10929247 

KISAH PILU DI BALIK MAINAN MURAH BUATAN RRC



Buruh anak RRC mengalami pemerasan yang tidak semestinya. Foto merupakan salah satu pabrik mainan di Provinsi Zhejiang. (GETTY IMAGES)

Buruh anak RRC mengalami pemerasan yang tidak semestinya. Foto merupakan salah satu pabrik mainan di Provinsi Zhejiang. (GETTY IMAGES)
(Epochtimes.co.id)
Karena harga yang murah, mainan buatan RRC banyak digemari oleh para konsumen, dan menduduki 80% pangsa pasar dunia. Menjelang tibanya gelombang belanja konsumtif dalam rangka natal, Tim Hunt yang bekerja di majalah Ethical Consumer menulis sebuah artikel di Webbell, yang isinya menghimbau agar para konsumen mengalihkan perhatian pada biaya-biaya tersembunyi yang ada di balik setiap produk tersebut: yakni efek pengrusakan berat terhadap lingkungan, dan pengeluaran biaya sosial yang sangat tinggi, terutama terhadap para buruh anak yang mengalami pemerasan yang sangat menyedihkan.
Di dalam kondisi yang diselimuti oleh bayangan gelap depresi ini, seiring dengan semakin dekatnya perayaan natal, Asosiasi Pedagang Retail Mainan Inggris mengumumkan sebuah daftar yang berisikan jenis mainan yang “terjangkau”. Namun majalah Ethical Consumer menerbitkan sebuah laporan yang dengan langsung membeberkan, bahwa di balik semua mainan yang indah lagi murah tersebut tersembunyi biaya sosial dan lingkungan hidup yang tidak diketahui umum.
Harga murah produk tak layak, biaya terselubung yang mematikan
Dengan produk mainan robot Transformer produksi perusahaan mainan AS raksasa Hasbro Inc. sebagai contoh, disebutkan bahwa mainan tersebut diproduksi dengan menggunakan bahan PVC di RRC. Menurut informasi, bahan kimia ini mengandung unsur yang dapat mengakibatkan kanker, dan dalam proses produksi dapat menghasilkan emisi turunan beracun seperti zat merkuri dan lain sebagainya.
Hasbro membantah dengan mengatakan bahwa pihaknya telah “berhati-hati” dalam mempertimbangkan hal ini, dan produk mereka hingga saat ini tidak akan mengancam keselamatan anak -anak. Sebuah organisasi perlindungan lingkungan hidup di AS–“Pusat Keadilan dan Kesehatan Lingkungan” menekan-kan kembali, bahwa PVC yang ditambah Phthalates (unsur pelunak plastik) berlebihan, bahan-bahan kimia tersebut begitu mencair akan mengancam keselamatan anak-anak, Greenpeace menyebutnya sebagai “plastik beracun”.
Kenyataannya, bahaya dari Phthalates ini sudah sejak dini disoroti oleh kalangan produsen mainan Eropa dan sejumlah negara Uni Eropa, dan telah distandarisasi. Mereka secara khusus membatasi kandungannya dalam produksi mainan dan produk perlengkapan bayi, serta lingkup aplikasinya, pada 2005 dikeluarkan undang-undang larangannya, lalu pada 2007 undang-undang dilaksanakan secara ketat.
Di balik mainan murah RRC, berderai air mata darah buruh anak
Sebuah artikel menyebutkan, Hasbro telah menuai kritik keras   akibat mengabaikan penyuplai China yang sangat buruk perilaku HAM-nya. Artikel menjelaskan bahwa mainan RRC mencakup 80% pangsa pasar dunia, namun di balik semua produk tersebut masalah HAM pada umumnya telah diabaikan.
Dewan Buruh Nasional AS dalam laporannya “Mimpi Buruk di Sesame Street” tahun lalu telah menyampaikan sejumlah masalah yang berhubungan dengan hal ini. Artikel lebih lanjut mengecam perilaku para produsen di RRC yang melakukan penindasan HAM terhadap para buruh anak.
Saat laporan tersebut dilansir, perusahaan pemasok bernama Kaida di RRC diketahui memiliki sejumlah buruh anak dan anak berusia kurang dari 16 tahun yang bekerja di pabrik itu. Lingkungan kerja di pabrik tersebut sangat berbahaya dan tidak manusiawi; buruh anak di situ sering terkena cairan pengencer dan pelapis kimia yang beracun, namun perusahaan hanya memiliki perangkat pelindung diri yang amat kasar. Setiap hari mereka bekerja selama 12 jam, 7 hari dalam seminggu, dan terus bekerja selama berbulan-bulan tanpa libur.
Saat menjelang puncak musim belanja perayaan natal, setiap anak bahkan dipaksa untuk menambah jam kerja hingga 19-23 jam sehari. Setelah dipotong biaya menginap dan makan, setiap anak setiap jamnya hanya memperoleh upah sebesar 0,28 dollar AS (sekitar Rp 2.800,-).
Beralih ke mainan yang manusiawi, wujud simpati nasib buruh anak China
Melihat keadaan sekarang, di bawah sistem pemerintahan PKC yang “partai tunggal besar” ini, masa depan para buruh anak tidaklah optimis. Laporan juga membimbing khalayak untuk berpikir: adanya pasar yang konsumtif telah memberikan kesempatan bagi para pengusaha nakal di RRC. Tim Hunt pun memberi contoh sejumlah mainan produk Jerman yang diproduksi dengan cara manusiawi dan harga yang tidak terlalu mahal, sebagai referensi bagi para konsumen:
Perusahaan mainan Jerman, Holz Toys, hanya menggunakan produk dari pabrik-pabrik di Eropa yang para karyawannya mendapatkan jaminan hak; selain itu, produk kayu dari Holz bahkan sudah memperoleh sertifikasi dari Dewan Pengelola Hutan yakni FSC, serta sesuai dengan prinsip hutan yang abadi.
Pertimbangan aspek manusiawi ini juga tidak hanya sebatas pada material yang dipergunakan saja. Mainan yang diproduksi oleh Maya Organic dihasilkan dari kayu lokal setempat, mengutamakan pada penebangan terhadap dahan pohon dan bukannya menebang keseluruhan pohon. Sebagai organisasi pelindung, FSC juga memberi sejumlah pabrik rekanan kecil dari Pakistan, India, dan negara lain, dalam hal pelatihan, penjualan dan memproduksi, tujuan utama untuk membantu rakyat di negera-negara itu agar dapat melepaskan diri dari kemiskinan, serta mendapat perlindungan atas hak sebagai buruh. Dan para penyalurnya juga termasuk perusahaan yang mempraktekkan konsep melindungi lingkungan hidup antara lain greenshop.co.uk dan juga littlegreenangels.com.
Selain produk mainan dari kayu, di situs internet juga dapat ditemukan tidak sedikit perusahaan yang memproduksi dengan bahan baku mainan lainnya yang sesuai dengan standar etika.
Situs internet milik Asosiasi Broadcasting RRC menunjukkan, dahulu proses konsumtif yang memenuhi selera dan kepentingan setiap pribadi di dalam masyarakat, seiring dengan perkembangan iptek informasi, subjektivitas konsumen dan bangkitnya pemahaman akan pelestarian lingkungan, berdasarkan konsep moral tertentu, pemikiran konsumen untuk mengonsumsi atau tidak, membuat suatu budaya konsumtif merembes masuk ke dalam keadilan, prinsip umum dan pemberian hak, secara perlahan memperlihatkan “nilai umum” konsep konsumtif.
Usulan yang direkomendasikan oleh Tim Hunt membuat orang balik berpikir makna dari “nilai umum” ini, dan kesempatan baik untuk menerapkan moralitas yang tinggi. (An Qi/The Epoch Times/lie)



sumber: http://www.epochtimes.co.id/china.php?id=506